Layak Di Coba Konsep Hidup ala Orang Jepang Agar Hidup Lebih Baik

Blog Detail View

  • October 10, 2023

Layak di coba konsep hidup ala orang jepang agar hidup lebih baik

Siapa yang tidak kenal dengan Negara Jepang, yang terkenal dengan masyarakatnya yang disiplin dan juga jujur? Orang Jepang memiliki beberapa konsep dan filosofi paling penting untuk memastikan hidup dengan rahmat, kesadaran, kehormatan, penghargaan, dan penerimaan yang telah teruji oleh waktu.

Simak 10 konsep hidup ala orang Jepang yang bisa Kamu tiru. Banyak yang tak tahu, beberapa pola pikir yang paling membantu untuk dijalani saat ini berasal dari budaya Jepang. Hal itu mengacu pada orang-orangnya yang memiliki umur panjang, konsep hidup Jepang cocok sebagai ‘role model’.

Ikigai

Ikigai adalah konsep filosofi ala Jepang yang secara kasar diterjemahkan sebagai “alasan untuk menjadi” atau “hal yang membuat hidup layak untuk dijalani”. Konsep “Ikigai” ini berarti secara khusus mendefinisikan dan mempraktikkan tujuan hidup seseorang. Sesederhana misalnya, alasan kenapa Kamu harus bangun di pagi hari.

Gagasan ini muncul dari keinginan terhadap sesuatu yang disukai dan memberikan kebahagiaan. Dengan begitu, mereka akan menemukan makna atau kepuasan dalam kehidupan yang dijalani. Beberapa orang juga menganggapnya istilah ini sebagai hasrat, misi, pekerjaan atau panggilan yang harus dilakukan.

Oubaitori

Idiom Jepang kuno, “oubaitori” berasal dari karakter kanji untuk empat pohon yang mekar di musim semi, yaitu bunga sakura, persik, prem, dan aprikot. Mengacu dalam hal tersebut, oubaitori dapat diartikan bahwa setiap individu dapat tumbuh dan berkembang dengan kecepatan dan waktunya masing-masing. Sama seperti bunga yang mekar di waktu yang tepat. Jadi, kita tidak boleh membandingkan diri kita dengan orang lain.

Kaizen

Berkembang Kaizen dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus atau perubahan menjadi lebih baik dan merupakan filosofi pribadi dan bisnis yang berusaha untuk terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas di semua tingkat hidup.

Pola pikir ini merupakan metode untuk melakukan perbaikan terus-menerus secara bertahap dan membuat perubahan kecil menjadi lebih baik dan menghargai prosesnya. Kaizen pertama kali dipraktikkan oleh bisnis Jepang setelah Perang Dunia II, dan prinsip serta fungsinya kemudian dikenal sebagai “The Toyota Way.” Saat ini, Kaizen telah menjadi konsep yang menanamkan kebiasaan yang diinginkan, meningkatkan efisiensi dan fungsionalitas dalam kehidupan pribadi kita sendiri.

Wabi sabi

Kita perlu menghargai ketidaksempurnaan sebab di dunia ini tidak ada yang sempurna. Oleh sebab itu kita perlu belajar dan terus belajar.

Mottainai

Kita harus hemat dengan mampu mengelola keuangan. Ingat, jangan boros. Semuanya pantas dihormati dan disyukuri. Kita harus mengenali suatu nilai dari apa yang ada di sekitar kita. Jangan sampai kita menyia-nyiakannya.

Kintsugi

Bentuk seni Jepang yang disebut sebagai kintsugi, yang berarti perjalanan emas dan kintsukuroi, mengacu pada perbaikan emas. Konsep ini sering dikaitkan dengan perbaikan tembikar yang rusak dengan pernis emas atau perak.

Praktik kintsugi berasal dari konsep wabi-sabi di mana ketidaksempurnaan dianggap mengagumkan. Nama itu sendiri mengacu pada perjalanan emas yang kita semua miliki sehingga perspektif ini dapat membantu kita merangkul kekurangan kita sendiri sebagai hiasan yang membuat diri lebih cantik dan indah. Banyak seniman yang terinspirasi oleh konsep tersebut dan menyalurkan bentuk seni ini dalam karya mereka.

Gaman

Istilah Jepang, Gaman mengacu pada kesabaran, ketekunan, dan toleransi. Individu yang menggunakan pola pikir ini akan bertahan dalam situasi sulit dengan pengendalian diri dan martabat.

Sementara itu, dalam ajaran Buddhis Zen, Gaman adalah strategi untuk tetap ulet dan sabar selama masa-masa sulit dan merupakan ciri kematangan emosi.

Shikata ga nai

Shikata ga nai atau Sho ga nai adalah frasa Jepang yang memiliki arti “tidak dapat diselamatkan” atau “memang seperti ini.”

Taka da yang dapat dilakukan pada sesuatu yang kejadian yang sudah terjadi. Shikata ga nai adalah soal menerima. Konsep tersebut mengacu pada menerima segala sesuatu yang tidak dapat diubah, merelakannya, dan melangkah maju.

Yuugen

Yuugen adalah kata dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan sebagai “kedalaman misterius” dan mengacu pada kesadaran mendalam akan keindahan alam semesta yang melampaui penjelasan dengan kata-kata.

Setiap individu dapat merasakan nilai estetika pada suatu objek atau makhluk. Bahkan, individu dapat menemukan kehalusan dan kesulitan sebagai keindahan dalam dirinya sendiri.

Mono no aware

Secara harfiah, mono no aware berarti “kesedihan,” tetapi juga diterjemahkan sebagai memiliki empati terhadap hal-hal dan ephemera – apa yang cepat berlalu. Individu yang menganut mono no aware memiliki kesadaran akan ketidakkekalan dan perasaan sentimen seperti kesedihan.